benjanews.com Ibu Kota Jakarta kembali menghadapi hari penuh kekacauan.
Hujan deras yang mengguyur sejak sore menyebabkan banjir, kemacetan, hingga pohon tumbang di berbagai titik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem, namun intensitas hujan ternyata jauh di atas prediksi.
Air mulai menggenangi beberapa kawasan hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
Kawasan rawan seperti Kemang, Cawang, Pancoran, Tebet, dan Duren Tiga terendam air dengan ketinggian bervariasi antara 30 hingga 80 sentimeter.
Banjir menyebabkan kendaraan pribadi dan angkutan umum mogok di tengah jalan, memperparah kondisi lalu lintas yang sudah padat.
Lalu Lintas Lumpuh Total di Sejumlah Titik
Kemacetan parah terjadi di hampir seluruh ruas jalan utama Jakarta Selatan dan Timur.
Arus kendaraan tersendat di Jalan Gatot Subroto, MT Haryono, dan Tol Dalam Kota karena banyak pengendara mencari jalan alternatif yang justru ikut tergenang.
Lampu lalu lintas di beberapa persimpangan padam akibat korsleting listrik yang dipicu oleh air hujan.
Situasi di lapangan sempat kacau ketika kendaraan roda dua berhenti di tengah jalan untuk mencari tempat berteduh.
Beberapa sopir ojek daring mengaku tidak bisa melanjutkan perjalanan karena genangan air terlalu dalam.
“Saya sudah terjebak dua jam di sini. Air makin tinggi, motor nggak bisa jalan,” ujar Dedi, salah satu pengendara yang terjebak di kawasan Pancoran.
Petugas Dinas Perhubungan dan kepolisian dikerahkan untuk mengatur lalu lintas.
Namun upaya tersebut tak banyak membantu karena volume kendaraan terlalu tinggi dan banyak jalur yang tertutup air.
Beberapa pengendara bahkan memilih mematikan mesin dan menunggu air surut sambil berteduh di bawah jembatan atau halte bus.
Pohon Tumbang Timpa Kendaraan dan Rumah
Selain banjir dan macet, kejadian paling tragis terjadi di kawasan Kebayoran Baru ketika sebuah pohon besar tumbang dan menimpa dua kendaraan yang sedang melintas.
Peristiwa itu menewaskan satu orang pengendara mobil dan melukai dua lainnya.
Petugas dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta langsung datang untuk melakukan evakuasi batang pohon yang melintang di jalan.
Menurut keterangan petugas, akar pohon tersebut sudah rapuh akibat erosi dan terpaan angin kencang.
Insiden ini menambah daftar panjang korban jiwa akibat cuaca ekstrem di Jakarta tahun ini.
“Kami menduga pohon sudah dalam kondisi tidak stabil. Angin kencang mempercepat tumbangnya,” jelas petugas lapangan yang bertugas di lokasi kejadian.
Selain itu, beberapa pohon lain juga dilaporkan tumbang di kawasan Menteng, Senayan, dan Rawamangun.
Sebagian menimpa jaringan kabel listrik dan menyebabkan pemadaman di beberapa area perumahan.
Upaya Penanganan dari Pemerintah Daerah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BPBD dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) segera menerjunkan ratusan personel ke lapangan.
Pompa-pompa air di wilayah langganan banjir diaktifkan penuh untuk mempercepat penurunan genangan.
Petugas juga menutup sementara akses jalan yang tergenang agar tidak menimbulkan korban tambahan.
Kepala BPBD DKI Jakarta menjelaskan bahwa genangan disebabkan oleh curah hujan tinggi yang melebihi kapasitas drainase kota.
Beberapa saluran air tersumbat oleh sampah dan lumpur, membuat aliran air meluap ke jalan.
“Kami bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk membersihkan sampah yang menumpuk di pintu air dan selokan,” ujarnya.
Selain penanganan di lapangan, petugas juga membuka posko evakuasi sementara bagi warga terdampak banjir.
Beberapa keluarga di kawasan Cawang dan Pejaten terpaksa mengungsi ke balai warga karena air masuk ke dalam rumah mereka.
Reaksi Warga dan Media Sosial
Media sosial langsung dibanjiri unggahan video dan foto kondisi Jakarta yang lumpuh akibat banjir.
Tagar seperti #JakartaMacetTotal dan #BanjirLagi sempat menjadi trending di berbagai platform.
Warga mengeluhkan kurangnya kesiapan pemerintah dalam menghadapi hujan ekstrem meski peringatan dini sudah dikeluarkan.
“Saya berangkat dari Blok M ke Pancoran tiga jam belum sampai. Semua arah macet,” tulis salah satu pengguna media sosial.
Banyak pula warganet yang membagikan video kendaraan terjebak di genangan air hingga kap mesin tenggelam.
Namun di sisi lain, ada juga warga yang mengapresiasi kerja cepat petugas di lapangan meski kondisi cuaca ekstrem menyulitkan proses evakuasi.
Korban Jiwa dan Kerugian
Selain satu korban tewas akibat pohon tumbang, beberapa orang dilaporkan mengalami luka ringan.
Seorang pengendara ojek daring terluka karena terjatuh ketika menghindari genangan air di kawasan Duren Tiga.
Tim medis dari Dinas Kesehatan dan PMI langsung memberikan bantuan di tempat.
Kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Beberapa mobil dan sepeda motor rusak akibat terendam air.
Pemilik toko di daerah Tebet mengaku kehilangan barang dagangan setelah air masuk ke dalam ruko setinggi lutut.
Peringatan Cuaca dan Seruan Kewaspadaan
BMKG kembali mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi hujan disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
Pihaknya mengimbau warga untuk tidak berteduh di bawah pohon besar, menjauh dari papan reklame, serta menghindari jalur yang sering tergenang.
BPBD DKI Jakarta juga mengingatkan warga untuk memantau informasi tinggi muka air di pintu-pintu air utama seperti Manggarai, Karet, dan Pasar Ikan melalui situs resmi atau aplikasi Siaga Bencana.
Langkah antisipatif ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan kerugian di masa mendatang.
Kesimpulan: Jakarta Masih Belajar dari Banjir
Peristiwa banjir, kemacetan, dan pohon tumbang yang terjadi di Jakarta menunjukkan bahwa Ibu Kota masih menghadapi tantangan serius dalam tata kelola lingkungan dan infrastruktur.
Hujan deras yang berlangsung singkat saja mampu melumpuhkan aktivitas warga, menandakan sistem drainase belum optimal.
Masyarakat berharap kejadian seperti ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem penanganan bencana perkotaan.
Jakarta membutuhkan solusi jangka panjang, mulai dari perbaikan saluran air, pengawasan pohon rawan tumbang, hingga edukasi publik tentang kesiapsiagaan bencana.
Kekacauan kali ini menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem bukan sekadar fenomena alam, tetapi ujian nyata bagi ketahanan sebuah kota modern.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritagram.web.id
